Jumat, 26 Agustus 2011

Koperasi "Bakti Widya Farma



Teman-Teman sejawat Apoteker di Jurusan Farmasi Udayana, Rekan Calon Apoteker, serta Orang tua Mahasiswa Jurusan Farmasi Udayana.

Setelah Farmasi berusia 6 tahun, dalam perjalanannya Jurusan Farmasi pada pertengahan tahun 2009 berhasil terakreditasi dengan nilai B. Nilai akreditasi yang sungguh bergengsi bagi Jurusan yang baru berumur 4 tahun, dan dalam kali pertama sudah bisa meraih nilai akreditasi tersebut. Berbekal nilai akreditasi tersebut, yang menjadi prasyarat untuk membuka ijin penyelenggaraan PS Profesi Apoteker (PSPA), kami semua bekerja. Dengan bakti dan semangat Ngayah lan Katur, rekan-rekan Staf Jurusan Farmasi akhirnya di awal tahun 2010 mendapatkan Ijin Penyelenggaraan PSPA dari Dirjen DIKTI. Mahasiswa pertama diterima seanyak 53 orang pada awal Februari 2010, yang sebagian besar adalah alumni sendiri dan cukup membanggakan ada beberapa alumni S-1 Farmasi dari Jember, Solo dan Ubaya mempercayakan pendidikan Profesi apotekernya pada Jurusan Farmasi. Kerja pun menuai hasil, Alumni pertama Apoteker Universitas Udayana sebanyak 53 apoteker dilantik pada bulan Februari 2011. Rasa syukur dan bangga muncul pada kami pendidik Jurusan Farmasi, telah berhasil membawa mimpi orang tuanya menjadikan putra-putri mereka seorang Apoteker. Betapa kebahagiaan tidak bisa terbayarkan dengan berapa besarnya uang, manakala melihat semua dari mereka pada waktu yang kurang dari enam bulan telah terserap habis di pasar Kerja. Selamat Rekan Sejawat Muda Apoteker dan sekaligus anak didik kami semua, semoga bekal Widya Mahamerta yang kalian peroleh dapat diamalkan pada kehidupan bermasyarakat dan kemanusiaan pada umumnya dan dunia kesehatan khususnya.


Kebahagiaan ini mungkin tidak akan bertahan lama, melihat beriringnya waktu bertambah pula lulusan apoteker kami. Mereka tentunya ingin seperti pendahulunya mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak. Terlihat dan terbayang dimata, seiring berjalannya waktu semakin ketat pula persaigan mereka mencari lapangan pekerjaan. Melihat kendala sebagian besar dari mereka sangat berat, untuk meninggalkan tanah kelahirannya, sebagai putra-putri Bali. Galaunya hati ini bertambah manakala melihat tempat kerja mereka sebagian besar adalah Apotek yang dimiliki oleh perorangan. Seperti kita ketahui tentunya masa depan sebagai Apoteker di apotek milik perorangan tidak bisa dijadikan jaminan kelangsungan pengihdupan pada jangka panjang. Lahan pekerjaan di Instansi Pemerintah sejak Bapak Presiden mengumumkan Moratorium, yaitu penghentian pengangkatan pegawai negeri Sipil, juga menambah galau hati ini. Padahal harapan akan kebutuhan Apoteker, sesuai tuntutan peraturan perundangan PP-51 tahun 2009 di pemerintahan sangat terbuka luas. Menurut PP 51 tersebut, semestinya setiap Puskesmas minimal terdapat 1 apoteker. Namun karena ketidakberdayaan pemerintah untuk mengangkat Apoteker menambah galaunya hati ini.


Akankah rekan sejawat Alumni Apoteker Udayana menjadi tidak terserap di pasar kerja? Hati ini pun sontak menjawab, tidak mereka mesti berhasil dan mendapatkan penghidupan yang layak dan mapan atas Profesi yang mereka miliki. Kita mesti Bangkit bersama menjalin tangan, bahu membahu menyusun kekuatan. Terngiang di telinga, akan harapan orang tua mereka, ketika rapat koordinasi persiapan Akreditasi PS S-1 Farmasi - jurusan Farmasi Udayana di SMAN-2 Denpasar pada akhir tahun 2008. Mereka semua membayangkan putra-putrinya sukses dan menuai kehidupan yang layak dan mapan atas Profesi yang mereka miliki. Melihat kegigihan dan besarnya dukungan orang tua mereka adalah bekal dan modal untuk merajut bersama mimpi-mimpi itu.


Orang tua mahasiswa dan alumni jurusan Farmasi Udayana, mari kita kembali bersatu bahu membahu melangkah menyiapkan dan menyusun masa depan putra-putri kita. Terbayang solusinya adalah membentuk koperasi. Dimana seperti kita ketahui bersama Ekonomi Koperasi mengajarkan pada kita dalam suatu kesatuan bersama-sama memperjuangkan kekuatan ekonomi kita semua. Dalam berjalannya waktu dari bulan Februari 2011, kami staf akademik Jurusan Farmasi, beserta beberapa mahasiswa, dan alumni, mereka sekarang terkumpul sekitar 52 orang telah berhasil mendirikan pra-Koperasi. Karena masih dalam pemenuhan persyaratan, kami belum dapat mengurus ijin formal koperasi tersebut.


Misi dari pembentukan Koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan hidup anggotanya. Adapaun mimpi usaha yang akan dikerjakan:

  1. Unit-Simpan Pinjam:Unit ini bertujuan membantu pembiayaan pendidikan anggotanya. Adapun programnya adalah: a) program pinjaman pembiayaan pendidikan: Anggota mendapatkan pinjaman pembiayaan pendidikan pesemester, dimana nantinya pinjaman akan diangsur perbulan. Dengan demikian program ini bertujuan untuk meringankan beban pendidikan yang semestinya dibayar tiap enam bulan, dengan Program Koperasi anggota dapat membayar biaya pendidikan perbulan. b) Tabungan pendidikan Apoteker. Biaya Pendidikan Apoteker sampai saat ini berkisar 13 juta rupiah. Melalui program simpanan pendidikan ini anggota dapat mulai menabung sejak menjadi mahasiswa Farmasi, dimana pada saatnya Biaya Pendidikan Apoteker dapat dibayarkan. c) Pinjaman Pendidikan Lanjut: Anggota dapat mengajukan pinjaman biaya pendidikan lanjut seperti ke Apoteker atau S2 kepada koperasi, Pembayaran Pinjaman dapat dilakukan setelah anggota menyelesaikan Pendidikan Lanjutnya dan mendapatkan pekerjaan.
  2. Unit Jaringan Apotek: Unit ini adalah jaringan apotek yang dimiliki oleh koperasi dan dapat juga bekerjasama anggota sebagai penanam modal dengan koperasi bersama membangun apotek yang terjalin dalam suatu jaringan. Misi usaha apotek ini adalah berlandaskan pada Asuhan Kefarmasian, dimana apoteker selalu hadir praktek di Apotek melayani pasiennya. Apotek akan terikat dalam suatu jaringan, dengan demikian pembelian obat dapat terpusat, hal ini tentunya akan dapat menekat biaya pembelian obat. Dengan Sistem Software Asuhan Kefarmasian apoteker akan dipandu menjalankan profesinya sebagai pelayan pasien dalam pengobatan. Software akan membantu pasien membuatkan Rekam Pengobatannya dalam suatu data rekord yang terpusat. Apoteker dapat memanggil rekam medis pengobatan pasiennya di setiap jaringan apoteknya. Apotek akan dilengkapi juga dengan jaringan klinik praktek dokternya. Unit ini juga dirancang akan mengembangkan sistem Asuransi kesehatan yang dapat melayani setiap pasiennya. Sehingga pada saatnya 2015 Jaringan apotek ini bisa siap bersama pemerintah dalam menyukseskan Sistem Jaminan Kesehatan Indonesia.
  3. Unit Produksi : Unit ini dirancang bekerja sama dengan Jurusan Farmasi Udayana bersama mengembangkan Sediaan farmasi berupa Obat Tradisional, SPA, Kosmetik dan produk Farmasi Veteriner.
  4. Unit IT-Farmasi: Menyadari hasusnya masyarakat akan Informasi obat dan pengobatan. Kami ingin membadi ilmu yang kami miliki kepada masyarakat yang membutuhkan.


Mimpi ini saya pikir bukan sekedar mimpi, dengan kesungguhan dan konsistensi usaha yang didasari spirit "Ngayah lan Katur" , saya sangat yakin Ida Sang Hyang Whidi Wase akan melimpahkan anugrahnya.

Bagaimana mimpi ini bisa terwujudkan: Jika semua orang tua mahasiswa Farmasi Udayana, beserta alumninya setuju dan menyadari mimpi ini sangat masuk akal, maka dengan sukarela bergabung menjadi anggota. Setiap anggota sesuai hasil rapat anggota akan menyertakan simpanan wajibnya sebanyak 5 juta rupiah, dimana sekarang jumlah mahasiswa farmasi berkisar 400 mhs, akan terkumpul pada awalnya sebesar 2 Milyar rupiah. Dana segar yang bukan main besarnya untuk mewujudkan mimpi ini. Setiap tahunnya jurusan Farmasi akan menerima 70 mahasiswa, berarti setiap tahun akan terkumpul sekitar 350 juta rupiah. Modal yang bukan main besarnya.


Dengan visi - misi dan tidak kalah pentingnya spirit ngayah lan katur mimpi ini pasti akan terwujud. Dengan demikian mimpi buruk, kegalauan hati niscaya tidak akan terwujudkan. Jujur dan dengan kesadaran yang tinggi kami memohon dukungan orang tua. Mohon adik-adik sampaikan mimpi ini pada orang tua kalian.


Salam

Gelgel Wirasuta